PRONUSANTARA.COM - Dalam Islam, kesehatan seseorang adalah prioritas utama, dan diwajibkan bagi umat Muslim yang sakit untuk tidak berpuasa selama bulan Ramadan.
Hal ini berdasarkan pada beberapa ayat Al-Quran dan hadis yang menyatakan bahwa orang yang sakit atau dalam keadaan sulit diberikan kelonggaran dalam menjalankan kewajiban agama.
Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 185, yang artinya, "Bulan Ramadhan ialah bulan yang di dalamnya diturunkan Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan sebagai penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang salah).
Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.
Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.
Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."
Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda, "Allah SWT mengasihi kelembutan dalam semua urusan.
Dia suka orang berlembut dalam segala sesuatu, maka jika kamu melakukan sesuatu, lakukanlah dengan lembut.
Jangan sampai kamu membebani dirimu dengan sesuatu yang tidak sanggup kamu lakukan, dan jika kamu tidak mampu melakukan sesuatu, berikan kelonggaran bagimu."
Dari ayat dan hadis di atas, dapat disimpulkan bahwa Islam memandang orang sakit dengan belas kasih dan memberikan kelonggaran kepada mereka dalam menjalankan kewajiban agama seperti puasa selama bulan Ramadan.
Jika seseorang sakit atau memiliki kondisi medis yang membutuhkan perawatan dan pengobatan, maka disarankan untuk tidak berpuasa, dan dapat menggantinya pada waktu yang lain jika sudah sembuh atau kondisinya memungkinkan.
***
