PRONUSANTARA.COM - Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah menyetujui Willow Project ConocoPhillips.
Sebuah proyek ekstraksi minyak dengan perkiraan kapasitas produksi 600 juta barel setara minyak selama masa pakainya.
Meskipun kekhawatiran tentang peran bahan bakar fosil dalam krisis iklim dan tentangan publik yang cukup besar, proyek ini disetujui.
Baca Juga: Mengenal Willow Project, Proyek Kontroversi Pengeboran Minyak AS yang Disetujui Joe Biden
Berikut ini kami ulas beberapa fakta penting terkait Willow Project dikutip dari laman Lifegate:
1. Lokasi dan Sejarah Willow Project
Proyek ini pertama kali diumumkan pada Januari 2017. Lokasinya berada di area Bear Tooth Unit (BTU) di National Petroleum Reserve-Alaska (NPR-A), sebidang tanah publik seluas 23 juta hektar, yang terbesar di negara ini.
Produsen minyak mentah terbesar di Alaska, ConocoPhillips, memperoleh sewa Willow pertama pada tahun 1999 dan telah berupaya mengembangkannya sejak 2018.
2. Dampak Lingkungan
Membakar minyak yang diproduksi oleh Proyek Willow akan menghasilkan 260 juta metrik ton (MMT) karbon dioksida, melampaui emisi yang dihindari melalui komitmen administrasi Biden tahun 2030 untuk energi terbarukan di lahan dan perairan publik pada tahun 2030.
Menurut perhitungan lembaga kebijakan AS Center for American Progress, membakar minyak yang dihasilkan dari Proyek Willow akan menghasilkan 260 juta metrik ton (MMT) karbon dioksida.
Jumlah ini melebihi emisi yang dapat dihindari melalui komitmen administrasi Biden pada tahun 2030 untuk energi terbarukan di lahan dan perairan publik.
Baca Juga: Dikecam Aktivis Lingkungan, Willow Project Disebut Berdampak Perubahan Iklim
Daerah di mana proyek berada akan menderita dampak dari emisi ini pada perubahan iklim ke tingkat yang lebih tinggi daripada bagian dunia lainnya.